MANADO,
BLAM -- Setelah melakukan kegiatan verifikasi data, Balai
Litbang Agama Makassar (BLAM) menggelar Triangulasi Hasil Pengukuran
Efektivitas Pelatihan Moderasi Beragama bagi ASN di Best Western Lagoon, Kota
Manado, pada Senin (20/02).
Berlangsung fullday, kegiatan ini dihadiri 25 orang
peserta yang terdiri dari perwakilan Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulawesi
Utara, Kemenag Kota Manado, BDK Manado, dan peserta internal BLAM. Kegiatan ini
juga dihadiri perwakilan dari Rumah Moderasi Beragama IAIN dan IAKN Manado.
Mewakili Kepala BLAM yang
berhalangan hadir, Kepala Subbagian Tata Usaha BLAM, Andi Isra Rani
menyampaikan bawa triangulasi merupakan rangkaian tahapan dari kegiatan Pengukuran
Efektivitas Pelatihan Moderasi Beragama di beberapa wilayah yang telah dilaksanakan
BLAM.
Andi Isra menambahkan
bahwa data hasil pengukuran diolah menggunakan analisis deskriptif dan
diperoleh hasil pengukuran berdasarkan level kategorisasi tingkat efektivitas. Selanjutnya,
untuk menggali kebenaran informasi maka dilakukan triangulasi metode secara
kualitatif dengan meminta pendapat lebih dari satu subjek yang dianggap
memiliki sudut pandang berbeda.
“Dalam triangulasi ini, kami
berharap ada insight dari para praktisi terkait hasil ini. Ini sangat penting
karena hasil akhir ini akan menjadi sebuah kebijakan/policy paper. Metode yang
kami gunakan adalah pengukuran dengan menggunakan metode Kirkpatrick. Namun
secara keseluruhan kami bagi di dua level, evaluasi formatif dan evaluasi
somatif. Kami menggunakan evaluasi somatif di mana kami mengukur perilaku
peserta yang sudah menjalani pelatihan moderasi beragama selama kurang lebih 6
bulan,” ujar Andi Isra.
Sementara itu, Kabag TU Kanwil
Kemenag Sulawesi Utara, Basri Saenong, yang membuka kegiatan secara resmi,
meyambut baik pelaksanaan triangulasi ini. Basri menyatakan bahwa triangulasi
merupakan kepastian dan validitas data.
Menurutnya, BLAM telah
melakukan penelitian tentang moderasi beragama dan kerukunan umat beragama di
Sulawesi Utara. Sebagai informasi, kerukunan umat beragama di provinsi Sulawesi
Utara berada pada urutan ketiga tahun 2021.
“Ini masih menjadi
patokan kita, karena tahun 2022 belum keluar hasilnya. Pastinya ada hal yang
belum memungkinkan untuk berada pada posisi pertama, yakni belum adanya
regulasi di tingkat daerah terkait moderasi beragama dalam bentuk perda,"
ungkapnya.
Basri menambahkan,
Sulawesi Utara sangat layak untuk dijadikan role model kerukunan dan toleransi
umat beragama. Menurutnya, karena dasar itulah BLAM hadir di Sulawesi Utara
untuk memastikan bahwa data itu benar dan bukan hanya opini.
"Untuk tugas ini,
bagaimana kantor wilayah hadir untuk menghilangkan sekat-sekat yang membedakan
antara Muslim, Kristen, Katolik Hindu Buddha dan Konghucu di Sulawesi
Utara," tegasnya.
"Dalam semua ruang,
kita adalah sama, kecuali dalam ruang ibadah," pungkas Basri. (nr)
Penulis : Nursaripati Risca
Editor :
Sumber :